GMI Dukung PT. Bumi Siak Pusako jadi Operator 100 persen CPP Blok

GMI Dukung PT. Bumi Siak Pusako jadi Operator 100 persen CPP Blok
Ketua GMI Deden Albanjari

PEKANBARU - Gerakan Mahasiswa Islam (GMI) mendukung terpilihnya Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Riau PT Bumi Siak Pusako menjadi operator 100 persen di wilayah kerja Coastal Plain Pekanbaru (CPP Blok).

CPP Blok ini sendiri berada di Sumatera Tengah dan di operasikan oleh BOB (Badan Operasi Bersama) yaitu PT Pertamina Hulu Energi dan PT Bumi Siak Pusako dengan partisipasi interest 50 persen PT PHE, dan 50 persen PT BSP dengan skema kontrak Product sharing Contract (PSC).

Luas Blok CPP di Provinsi Riau kurang lebih 9.996 Km2 dan terdapat tiga area produksi dengan 28 lapangan produksi. Pertama, Zamrud Area dengan 12 Lapangan. Kedua, Pedada Area dengan 10 Lapangan.

Ketiga, West Area dengan 6 Lapangan. Dengan total pekerja BOB di dominasi PT BSP sekitar 82 persen. Sementara PT PHE 8 persen, dan 10 perasaan PWT/lain-lain.

Kontrak kerja PSC Badan Operasi Bersama PT Pertamina Hulu Energi - PT Bumi Siak Pusako pada Blok CPP akan habis di tanggal 9 Agustus 2022

"Operatorship Blok Coastal Plain Pekanbaru akan dilanjutkan kontraktor dengan kontrak kerja sama, yaitu PT Bumi Siak Pusako hingga 2042 dengan kepemilikan 100 persen," ujar Ketua GMI, Deden Albanjari, Selasa (8/3/2022). 

Pengoperasian Blok CPP nantinya menggunakan Produk Sharing Contract Gross Split, mengacu pada perpanjangan kontrak kerja sama yang telah di tandatangani 29 November 2018. Dimana akan mulai digunakan pada 9 Agustus 2022, PSC Gross Split ini juga di pakai pada Blok Rokan.

Menurut Deden Albanjari, penunjukan PT BSP yang dilakukan oleh Pemerintah Indonesia melalui perpanjangan tangan SKK Migas merupakan langkah yang tepat.

"Ini akan membantu Provinsi Riau melalui APBD, masyarakat Riau dari perputaran uang di Riau dan penyerapan tenaga kerja," terangnya. 

PT BSP menawarkan kesanggupan Signature Bonus sebesar USD 10 juta dan komitmen kerja USD 130.4 juta sebagai bentuk keseriusan. 

"Tentunya ini merupakan sebuah pembuktian bahwa badan usaha milik daerah bisa. Jika di bandingkan dengan Blok Rokan, Signature yang dikeluarkan oleh PT Pertamina sebesar USD 10 juta dengan 96 lapangan dan Produksi yang sebesar 165.000 BPOD," ulasnya. 

Sedangkan PT Bumi Siak Pusako sebesar 8.520 BPOD dan sanggup mengeluarkan USD 1 juta Signature Bonus. Dapat dilihat PT Bumi Siak Pusako sangat Pantas mengelola Blok CPP.

Penurunan Produksi diakhir masa kontrak, Deden berpendapat dinilai sangat wajar, jika kita lihat sejarah penyerahan Blok Rokan dari Caltex ke Chevron 500rb BOPD 2005, 158rb BOPD di tahun 2021 dan Blok Mahakam yang habis alih kelola terjun bebas dan mulai naik kembali.

Dalam industri Migas segalanya tak pasti produksinya terus mengalami Fluktuatif. Karenanya high cost, high technologi.

Deden berharap semua pihak dapat mendukung, ini perusahaan daerah Riau yang menjadi kebanggaan orang Riau. PT Bumi Siak Pusako nantinya menjadi BUMD pertama yang mengelola WK sendiri.

"Saya berfikir bapak Muhammad Nasir yang terhormat, anggota komisi VII DPR RI Dapil Riau 2 tentunya mengerti. PT BSP bukan PT Inalum, dan Direktur PT BSP bukan Direktur PT Inalum," pungkasnya.***

#Mahasiswa

Index

Berita Lainnya

Index