Selain Usus dan Jantung Sehat, ini Sederet Manfaat Puasa

Selain Usus dan Jantung Sehat, ini Sederet Manfaat Puasa
Ilustrasi

Riaukini.com - Menjelang puasa Ramadhan 2023 banyak orang mulai mengatur waktu makannya secara berbeda dari sebelumnya. Terlepas dari kewajiban bagi umat beragama, puasa ternyata telah terbukti secara sains bermanfaat bagi kesehatan.

Paling umum, puasa bisa menurunkan berat badan karena berpotensi mengonsumsi lebih sedikit kalori.

Menurut ahli diet Marcela Fiuza, juru bicara British Dietetic Association, puasa berarti tidak mengonsumsi kalori dalam jangka waktu tertentu.

Selain untuk menurunkan berat badan, banyak orang melakukan puasa untuk mendapatkan manfaat potensial, termasuk kesehatan usus dan jantung yang lebih baik serta menurunkan tekanan darah.

Tetapi penting untuk dicatat bahwa puasa tidak menjamin hasil yang sama kepada semua orang. Terutama bagi orang dengan gangguan makan, wanita hamil, penderita diabetes, manula, dan anak-anak.

 

Kondisi Tubuh saat Berpuasa

Melansir laman Live Science, Fiuza menjelaskan potensi manfaat puasa dan kondisi tubuh saat melakukan puasa.

"Selama berpuasa tubuh melakukan sejumlah adaptasi metabolisme untuk tetap berfungsi optimal tanpa adanya bahan bakar (makanan) eksternal," ucapnya.

"Dalam beberapa jam pertama puasa, tubuh menggunakan simpanan glikogennya untuk energi. Setelah habis, ada saklar metabolisme, di mana tubuh mulai memecah asam lemak menjadi keton yang kemudian digunakan sebagai sumber energi," lanjut Fiuza menjelaskan.

 

Meningkatkan Kontrol Gula Darah

Dikutip dari Healthline, beberapa penelitian telah menemukan bahwa puasa dapat meningkatkan kontrol gula darah, yang sangat berguna bagi mereka yang berisiko terkena diabetes.

Faktanya, satu penelitian pada 10 orang dengan diabetes tipe 2 menunjukkan bahwa puasa intermiten jangka pendek secara signifikan menurunkan kadar gula darah. Puasa intermiten adalah puasa untuk mengontrol konsumsi makan terutama berkaitan dengan mengurangi jumlah kalori.

Sementara itu, tinjauan tahun 2014 lainnya menemukan bahwa puasa intermiten dan puasa alternatif sama efektifnya dengan membatasi asupan kalori untuk mengurangi resistensi insulin.

Penurunan resistensi insulin dapat meningkatkan sensitivitas tubuh terhadap insulin, memungkinkannya mengangkut glukosa dari aliran darah ke sel dengan lebih efisien.

Perlu diingat bahwa beberapa penelitian telah menemukan bahwa puasa dapat memengaruhi kadar gula darah secara berbeda untuk pria dan wanita.

Misalnya, satu studi 3 minggu yang lebih tua menunjukkan bahwa mempraktikkan puasa alternatif merusak kontrol gula darah pada wanita tetapi tidak berpengaruh pada pria.

 

Meningkatkan Fungsi Otak

Meskipun penelitian sebagian besar terbatas pada penelitian hewan, beberapa penelitian telah menemukan bahwa puasa memiliki efek yang kuat pada kesehatan otak.

Satu studi tahun 2013 pada tikus menunjukkan bahwa berlatih puasa intermiten selama 11 bulan meningkatkan fungsi otak dan struktur otak.

Penelitian pada hewan lainnya melaporkan bahwa puasa dapat melindungi kesehatan otak dan meningkatkan pembentukan sel saraf untuk membantu meningkatkan fungsi kognitif.

Karena puasa juga dapat membantu meredakan peradangan, puasa juga dapat membantu mencegah gangguan neurodegeneratif.

Namun, penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengevaluasi efek puasa pada fungsi otak pada manusia.***

#Kejadian

Index

Berita Lainnya

Index