PEKANBARU - Kasus covid-19 di Kota Pekanbaru terus alami lonjakan. Kasus aktif saat ini mencapai 3.790 kasus. Kondisi ini membuat Satgas Covid-19 Pekanbaru harus bekerja ekstra dalam melakukan pelacakan kontak erat pasien positif atau tracing.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru, Zaini Rizaldy Saragih mengatakan, saat ini capaian tracing 1 banding 7. Satgas harus mengejar target 1 banding 15 sesuai standar satgas Covid-19 nasional. Ia mengaku ada sejumlah kendala di lapangan yang ditemui tim tracing.
"Kendala kita pertama, petugas kita banyak yang terpapar (Covid-19). Lalu pasien yang terpapar tidak terbuka, mereka tidak mau jujur kepada siapa mereka pernah kontak," ujar Zaini, Rabu (23/2/2022).
Kemudian, kendala lain yang ditemukan kasus yang dijumpai adalah klaster keluarga. Sehingga untuk melakukan penelusuran hingga 15 orang itu terputus. Karena mereka hanya berinteraksi dalam lingkup keluarga saja.
Zaini menyebut bahwa pasien yang positif diarahkan ke isolasi terpusat, apabila pasien hanya memiliki gejala ringan. "Yang tanpa gejala, kita perbolehkan isolasi di rumah. Tapi dengan syarat, tetap diawasi puskesmas terdekat," jelasnya.
- Baca Juga SMP Baru dan 1 SD Dibangun Tahun Depan
Menurutnya, pasien yang memiliki gejala sedang dan berat nantinya bisa dirujuk ke rumah sakit. Ia mengakui bahwa selama Februari ini kasus cenderung meningkat.
Walau demikian saat ini tidak ada kasus dengan gejala berat atau mengkhawatirkan. Ia juga memastikan bahwa rumah sakit sudah menyiagakan ruang isolasi.
Satgas juga menyiagakan ruang isoter yang berada di fasilitas milik pemerintah kota maupun Pemerintah Provinsi Riau. Petugas kesehatan di rumah sakit juga siaga di fasilitas kesehatan yang terdapat ruang isolasi khusus bagi pasien Covid-19.
Total ada 923 tempat tidur di ruang isolasi yang ada di rumah sakit pemerintah dan swasta. Satgas juga menyiagakan ruang isolasi di lima fasilitas isolasi terpusat. Kelima isolasi terpusat yakni Rusunawa Rejosari, BPSDM, Bapelkes, LPMP dan Asrama Haji Riau.***


