PEKABARU--Pemerintah Kota (Pemko) Pekanbaru, terus mendorong pembentukan Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) di setiap wilayah.
Pembentukan SPPG ini guna memperluas cakupan program makan bergizi gratis (MBG) bagi peserta didik di Kota Pekanbaru.
Hal ini disampaikan Wakil Wali Kota (Wawako) Pekanbaru, Markarius Anwar usai menghadiri peresmian SPPG Sukamulia di Kecamatan Sail, Senin (24/11).
Upaya pembentukan SPPG ini menjadi perhatian serius, karena program tersebut merupakan kebijakan strategis nasional untuk meningkatkan kualitas gizi anak sekolah.
"Kami sangat mengapresiasi program ini. Karena, MBG ini merupakan program penting bagi masa depan anak-anak kita," kata Wawako.
Menurut Wawako, saat ini baru sekitar 40 persen peserta didik di Pekanbaru yang menerima manfaat MBG. Diharapkan, seluruh SPPG segera terwujud.
"Sehingga, seluruh peserta didik dapat memperoleh layanan ini," harap Markarius.
Pemko Pekanbaru akan memberikan dukungan penuh kepada seluruh mitra pelaksana, baik yayasan maupun pihak lain yang berperan membuka dapur umum pelayanan gizi tersebut.
Semakin banyak mitra yang berkenan berkolaborasi membentuk SPPG, semakin cepat pula pemenuhan standar gizi bagi anak-anak dapat terealisasi di Kota Pekanbaru.
Sementara itu, Kepala Pelayanan Pemenuhan Gizi wilayah Riau, Sumatera Barat, dan Kepulauan Riau, Syatriwidya memastikan kualitas penyediaan pangan di SPPG Sukamulia sudah memenuhi standar yang ditetapkan.
seluruh aspek seperti kandungan gizi, keamanan pangan, sanitasi, dan higienitas benar-benar terjamin karena dikelola oleh organisasi yang kompeten yaitu Perkumpulan Penyelenggara Jasa Boga Indonesia (PPJI).
Di Pekanbaru saat ini, terdapat hampir 80 SPPG yang siap beroperasi. Namun, SPPG yang benar-benar telah berjalan baru sekitar 50 unit atau lebih dari 50 persen dari target alokasi.
"SPPG Sukamulia melayani tiga sekolah dengan jumlah penerima manfaat mencapai 1.300 peserta didik pada pekan kedua. Angka ini akan bertambah hingga lebih dari 2.500 peserta didik karena sudah dilengkapi chef bersertifikasi," pungkasnya.
