Pengembangan Transportasi Umum, Pekanbaru Bakal Bangun BRT

Pengembangan Transportasi Umum, Pekanbaru Bakal Bangun BRT
Pj Walikota Pekanbaru, Muflihun didampingi Kepala Dishub, Yuliarso foto bersama dengan Country Director GIZ, Hansen Martin

PEKANBARU - Kota Pekanbaru termasuk salah satu dari enam kota di Indonesia yang akan menjadi percontohan dalam pengembangan transportasi umum massal berbasis jalan atau Bus Rapid Transit (BRT) dari Sutri Nama dan Indobus. Enam kota itu yakni, Makassar, Pekanbaru, Batam, Bandung, Semarang, dan Surabaya.

Penjabat Walikota Pekanbaru Muflihun mengatakan, pertemuan dengan Country Director GIZ Indonesia Hansen Martin, itu dalam rangka ekpos tentang rencana pengembangan transportasi umum massal di Pekanbaru. Rencananya, di Kota Pekanbaru akan dibangun BRT dengan lajur khusus yang akan dibawahi oleh Sustainable Urban Transport Programe Indonesia (Sutri Nama) dan Indonesiaan Bus Rapid Transit Corridor Development Project (Indobus).

"Dalam ekspose ini fokus untuk pengembangan sektor transportasi, mungkin jalur bus. Bus penumpang, Sudirman, Nangka, Soebrantas, dan Garuda Sakti," ujar Muflihun, Kamis (19/10/2023).

Menurutnya, dari design yang ditawarkan oleh Sutri Nama dan Indobus sangat bagus. Apalagi, manfaat dengan adanya transportasi yang terintegrasi.

"Kalau kita lihat memang designnya cukup bagus dan banyak manfaatnya. Manfaatnya itu mengurangi kemacetan dan mengurangi polisi udara," katanya.

Ia menilai, dengan dihematkannya volume kendaraan di jalan dan beralih ke transportasi umum merupakan langkah yang bagus untuk sekelas Kota Pekanbaru termasuk 10 kota terpadat di Indonesia.

Hanya saja kata Muflihun, Pemko Pekanbaru masih mencoba mencari solusi untuk pembiayaannya. Pasalnya, untuk biaya tersebut akan menggunakan biaya yang sangat besar.

"Cuma hari ini kita masih mencoba mencari pembiayaannya. Karena ini membutuhkan uang yang sangat banyak sekali. Kita bisa sharing dengan provinsi dan juga pusat bagaimana bisa mengakomodir di Pekanbaru," sebutnya.

Ia menegaskan, bahwa gagasan itu masih rencana dan belum ada penganggaran dari Pemko Pekanbaru. Jika memang diperlukan, pihaknya juga tidak akan mengambil kebijakan sendiri.

"Tapi kalau ini memang sangat-sangat dibutuhkan kita tidak bisa putuskan sendiri, kita akan sharing," terangnya.

Ditambahkan Kepala Dishub Kota Pekanbaru Yuliarso, bahwa BRT sendiri merupakan bagian dari rencana pembangunan jangka panjang (RAJP) tahun 2005 - 2025.

"Kota Pekanbaru termasuk salah satu dari enam kota di Indonesia yang akan menjadi percontohan dalam pengembangan transportasi umum massal berbasis jalan. Pengembangan transportasi umum massal ini juga masuk dalam strategis nasional," jelasnya. 

Studi kelayakan telah dilakukan untuk merancang sarana dan prasarana angkutan massal BRT, mengidentifikasi kebutuhan biaya, serta menganalisis manfaat lingkungan, sosial dan ekonomi yang dihasilkan dari penggunaan BRT.

Dalam perencanaannya, ada 15,8 kilometer koridor BRT dengan lajur khusus dan 23 unit stasiun BRT yang akan dibangun. Untuk rutenya, BRT akan melayani 9 rute dengan estimasi penumpang hingga 50 ribu perjalanan setiap harinya. Kemudian untuk titik integrasinya ada di Bandara SSK II Pekanbaru dan Terminal BRPS.

Untuk pembangunan infrastruktur tersebut, Pemko Pekanbaru harus mengeluarkan anggaran sekitar Rp800 miliar.***

Berita Lainnya

Index