Disdik Pekanbaru Belum Bisa Buat Kurikulum Khusus Bahaya LGBT

Disdik Pekanbaru Belum Bisa Buat Kurikulum Khusus Bahaya LGBT
Kepala Dinas Pendidikan Pekanbaru, Abdul Jamal

PEKANBARU - Pemerintah Kota (Pemko) Pekanbaru, memerangi perilaku Lesbian Gay Biseksual dan Transgender (LGBT) dengan sejumlah upaya. Salah satunya dengan membuat kurikulum anti LGBT di lingkungan sekolah. 

Pj Walikota Pekanbaru Muflihun meminta Dinas Pendidikan (Disdik) untuk membuat mata pelajaran tentang bahaya LGBT di sekolah, guna menghindari perilaku menyimpang itu sejak dini. 

"Kita tidak bisa membuat kurikulum baru (khusus bahaya LGBT) karena tumpangan kurikulum kita berat. Makanya kita sebut dengan terintegrasi, tetap kita bahas tapi kita tidak buat mata pelajaran khusus itu," kata Kepala Disdik Kota Pekanbaru Abdul Jamal, Kamis (14/9). 

Menurutnya, pembahasan terkait bahaya LGBT itu tetap dilakukan disekolah dengan menumpangkannya atu di integrasikan dengan mata pelajaran terkait. Seperti pada mata pelajaran agama, PPKN, dan muatan lokal budaya melayu. 

Disana guru bisa mengintegrasikan dengan pembahasan terkait bahannya LGBT kepada siswa. Guru bisa memberikan pemahaman terkait bahaya dan dampak yang ditimbulkan dari perilaku menyimpang tersebut. 

"Pada pelajaran budaya itu misalnya, kita sampaikan adat, adab, dan sopan santun. Jadi di integrasikan saja, tidak buat mata pelajaran sendiri. Nanti kalau dijadikan mata pelajaran LGBT nanti payah," ungkapnya. 

Menurutnya, integrasi pembelajaran anti LGBT ini telah mulai dilakukan. Guru sudah mulai memberikan pendidikan tersebut di sekolah masing-masing. 

Sebelumnya, Pemko Pekanbaru berencana memasukkan mata pelajaran bahaya LGBT ke kurikulum muatan lokal. Hal ini sebagai upaya jangka panjang pencegahan perilaku menyimpang LGBT. 

Pemko Pekanbaru telah menyusun strategi untuk melakukan upaya pencegahan perilaku menyimpang ini dari anak usia dini. Pasalnya, jumlah penderita HIV dan AIDS sangat tinggi di Pekanbaru dibandingkan kabupaten dan kota lain di Riau. 

"Saya sudah pernah rapat dengan Dinas Kesehatan (Diskes). Identitas penderita HIV dan AIDS itu dirahasiakan oleh Diskes," kata Penjabat (Pj) Walikota Pekanbaru Muflihun, Kamis (13/7). 

Ia menuturkan, upaya Pemko hanya bisa menyampaikan imbauan kepada masyarakat melalui Diskes dan Dinas Pendidikan (Disdik) tentang bahaya LGBT.

Kemudian, materi terkait bahaya LGBT, HIV dan AIDS, serta lingkungan bersih akan dimasukkan dalam muatan lokal di sekolah-sekolah. Ia berharap agar program ini bisa berjalan efektif untuk pencegahan LGBT dan menurunkan kasus HIV/AIDS.

Muflihun, mengingatkan masyarakat terhadap bahaya perilaku LGBT. Pasalnya, keberadaan komunitas LGBT menjadi perhatian Pemerintah Kota Pekanbaru sejak awal tahun 2023. 

Apalagi salah satu penyebab penambahan kasus HIV/AIDS di kota ini disebabkan adanya perilaku lelaki seks lelaki (LSL). Muflihun menegaskan bahwa Satpol PP Kota Pekanbaru sudah melakukan razia di lokasi terindikasi ada aktivitas LBGT.***

Berita Lainnya

Index