Pedagang Pasar Limapuluh Terapkan Bayar Non Tunai

Pedagang Pasar Limapuluh Terapkan Bayar Non Tunai
Pj Walikota Pekanbaru, Muflihun saat meninjau harga bahan pokok di pasar tradisional

PEKANBARU - Sejumlah pedagang di Pasar Limapuluh sudah mulai terapkan pembayaran non tunai ke pembeli. Para pedagang Pasar Limapuluh bertransaksi melalui QRIS saat ini. 

Pj Walikota Pekanbaru Muflihun mengatakan, seharusnya penerapan QRIS ini memecut Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) Pemko Pekanbaru menerapkan hal yang sama. 

"Pedagang Pasar Limapuluh sudah bertransaksi dengan QRIS. Seharusnya, organisasi perangkat daerah (OPD) juga membuat QRIS," kata Muflihun, Jumat (18/8/2023). 

Muflihun menilai, jika tak bisa menerapkan QRIS secara masif, buat pelopornya. QRIS bisa diterapkan di 21 puskesmas secara serentak. 

"Kemudian, parkir ada potensi besar di sepanjang Jalan Jenderal Sudirman, Jalan Imam Munandar/Harapan Raya, dan Jalan Soebrantas. Terapkan pembayaran QRIS di tiga jalan ini. Mudah-mudahan, capaian PAD bisa terus meningkat," terang Muflihun. 

Pemko Pekanbaru bersama Bank Indonesia (BI) perwakilan Riau dan Bank Riau Kepri (BRK) sudah meluncurkan aplikasi Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) di Pasar Limapuluh sejak, Senin (15/11/2021). Aplikasi ini dapat digunakan pedagang dan pembeli dengan transaksi non tunai.

"Kami telah meluncurkan aplikasi Sehat Inovatif Aman Pakai (SIAP) QRIS di Pasar Limapuluh. Sistem pembayaran QRIS akan memberikan banyak manfaat," kata Kepala BI Perwakilan Riau Decymus usai peluncuran aplikasi QRIS saat itu. 

QRIS merupakan salah satu bentuk perubahan budaya. Di Pasar Limapuluh ini, pembeli dan pedagang didorong berpindah ke alat pembayaran yang bersifat digital.

"Bukan hanya memudahkan konsumen, tapi juga bisa mendorong usaha para produsen. Namun, kami harus mendorong di sisi pedagang. Karena, banyak pedagang yang tidak tahu pembayaran secara digital," ungkapnya. 

Maka, sosialisasi penggunaan QRIS perlu dilakukan supaya pedagang menyediakan alat bayar digital. Dengan pembayaran digital, masyarakat tak perlu datang ke pasar.

"Pasar yang semula bersifat pasif, hanya menunggu pembeli, sekarang bisa pesan langsung ke pedagang. Artinya, omzet pedagang akan meningkat. Kalau omzet meningkat, usaha pedagang itu bisa jadi lebih besar," jelas Decymus.***

Berita Lainnya

Index