Pelajaran Bahaya LGBT Masuk Kurikulum

Pelajaran Bahaya LGBT Masuk Kurikulum
Sekretaris Daerah Kota Pekanbaru Indra Pomi Nasution

PEKANBARU - Pemerintah Kota (Pemko) Pekanbaru berencana memasukkan mata pelajaran bahaya Lesbian Gay Biseksual dan Transgender (LGBT) ke kurikulum muatan lokal. Hal ini sebagai upaya jangka panjang pencegahan perilaku menyimpang LGBT. 

Pemko Pekanbaru telah menyusun strategi untuk melakukan upaya pencegahan perilaku menyimpang ini dari anak usia dini. Pasalnya, jumlah penderita HIV dan AIDS sangat tinggi di Pekanbaru dibandingkan kabupaten dan kota lain di Riau. 

"Saya sudah pernah rapat dengan Dinas Kesehatan (Diskes). Identitas penderita HIV dan AIDS itu dirahasiakan oleh Diskes," kata Penjabat (Pj) Walikota Pekanbaru Muflihun, Kamis (13/7). 

Ia menuturkan, upaya Pemko hanya bisa menyampaikan imbauan kepada masyarakat melalui Diskes dan Dinas Pendidikan (Disdik) tentang bahaya LGBT.

Kemudian, materi terkait bahaya LGBT, HIV dan AIDS, serta lingkungan bersih akan dimasukkan dalam muatan lokal di sekolah-sekolah. Ia berharap agar program ini bisa berjalan efektif untuk pencegahan LGBT dan menurunkan kasus HIV/AIDS.

Muflihun, mengingatkan masyarakat terhadap bahaya perilaku LGBT. Pasalnya, keberadaan komunitas LGBT menjadi perhatian Pemerintah Kota Pekanbaru sejak awal tahun 2023. 

Apalagi salah satu penyebab penambahan kasus HIV/AIDS di kota ini disebabkan adanya perilaku lelaki seks lelaki (LSL). Muflihun menegaskan bahwa Satpol PP Kota Pekanbaru sudah melakukan razia di lokasi terindikasi ada aktivitas LBGT.

Dirinya menyebut bahwa saat ini dalam razia masih dilakukan upaya persuasif. Ia juga mengingatkan para guru di sekolah agar ada pola pendidikan kerohanian atau lewat pendekatan keagamaan.

Pendekatan ini untuk menjauhkan pengaruh anak-anak dan remaja dari paparan LBGT. Ia menyebut harus ada langkah antisipasi sejak dini terhadap pengaruh LGBT.

Dirinya menyadari tidak bisa mengetahui secara pasti pelaku LBGT. Namun ia banyak mendapat informasi terkait keberadaan LGBT di Kota Pekanbaru. 

Sementara itu Diskes Kota Pekanbaru mencatat, sepanjang 2022 lalu terdapat sebanyak 403 kasus HIV dan AIDS. Ratusan kasus tersebut terdiri dari 225 kasus HIV dan 178 kasus AIDS.***

Berita Lainnya

Index