PEKANBARU - Uang palsu (Upal) kembali marak beredar di Kota Pekanbaru. Sejumlah pedagang di Pasar Panam, Kecamatan Tuah Madani menjadi korban dari peredaran upal ini. Mereka tertipu dengan uang yang mereka dari pembeli.
Salah seorang pedagang telur ayam, Herman (42) mengaku merugi karena menerima uang palsu dari pembeli. Setidaknya ada lima lembar uang palsu pecahan Rp50 ribu yang ia dapatkan.
"Gak tau dari mana, pas hitung uang hasil jualan ada jumpa uang palsu pecahan Rp50 ribu. Saya periksa ada lima lembar uang palsu itu," kata Herman, Selasa (14/3).
Ia mengaku sangat rugi atas peredaran upal ini.Dia berharap agar pihak kepolisian bisa segera menghentikan peredaran uang palsu ini. Dia berharap tidak ada lagi masyarakat yang tertipu dengan upal ini.
Dia menambahkan, peredaran uang palsu sudah marak di wilayah Panam. Sejumlah pedagang lainnya juga pernah mendapatkan uang palsu pecahan Rp50 ribu ini.
Terpisah Kapolresta Pekanbaru Kombes Pol Pria Budi menghimbau kepada masyarakat, agar segera melaporkan ke polisi jika menemukan uang palsu. Pihaknya segera menindaklanjuti temuan uang palsu ini.
"Apabila menemukan uang palsu segera laporkan ke polisi biar kita inventarisir kasus uang palsu tersebut. Kalau tidak dilaporkan kita tidak tahu apa-apa ini," kata Pria Budi, Selasa (14/3).
Dengan laporan tersebut, menurutnya polisi bisa segera melakukan serangkaian penyelidikan. Pria Budi mengharapkan kerjasama masyarakat untuk mengungkap peredaran uang palsu ini.
"Datangi polsek terdekat, kita periksa ciri-ciri nya seperti apa. Upaya-upaya seperti itu kita lakukan untuk menemukan (pelaku peredaran uang palsu)," terangnya.
Ia mengaku, Bhabinkamtibmas bersama Bank Indonesia juga sering melakukan sosialisasi untuk mendeteksi uang palsu. Masyarakat diimbau juga lebih jeli untuk mendeteksi uang palsu ini.
Menurutnya, menjelang bulan Ramadhan ini peredaran uang palsu diperkirakan semakin marak seiring kebutuhan masyarakat juga meningkat.
"Pasar merupakan tempat strategis untuk penyebaran uang palsu. Karena kalau pasar modern seperti supermarket dia mempunyai alat UV untuk mendeteksi. Jadi imbauan kami diharapkan bisa melakukan imbauan dari Bank Indonesia seperti menerawang, meraba. Yang penting segera lapor polisi," pungkasnya.***